Minggu, 30 April 2017

Sebut saja first time

 

Empat bulan sudah aku disini, di Pulau yang katanya Dewata. Tujuannya tentu tidak jauh berbeda dengan kebanyakan orang lainnya di negeri ini, Merantau. Hal yang selalu membuat aku semangat akan hal itu bersumber  dari kutipan klise "Merantaulah agar kamu tahu apa itu rindu" we ou we, WOW! Selama itukah aku tidak merasakan rindu? hingga sebegitu antusiasnya ketika membaca lima huruf terakhir dari kutipan tersebut. Yaa, terlalu sederhana memang jika memutuskan merantau hanya dari sebuah kutipan. Tapi tunggu, terkadang sebuah ide yang besarpun berasal dari pemikiran yang sederhana bukan? 

Waktu itu, jam tanganku menunjukan pukul 18.00 WITA, seingatku sih itu antara hari rabu dan kamis, yaa diambil enaknya ajalah, pertama kali mendarat di Bandara Ngurah Rai, langit  masih cukup cerah, dan udara cukup panas kala itu. Awalnya aku kira udara panas hanya di Bandara saja karena sangat dekat dengan pantai, eh setelah sampai kosan tetep aja panasmah panas! Oh ternyata aku lupa sastu hal, kosannya pun dekat dengan pantai. Emang bener, hidup mah gabaik kalo kebanyakan kira-kira, kira-kira ninja. Tapi yang paling penting adalah belum satu jam kurang dua belas menit di Bali, sudah ditraktir Ayam Betutu. Selalu saja, dibalik kepanasan selalu ada kenikmatan. Setelah satu minggu penuh, alhamdulillah tetap saja panas dan tidak bikin kembung. Kalo terpaksa harus membandingkan dinginnya antara Bandung dan Bali, eh Denpasar ajalah Bali mah keluasan, masih menang Persib 3-0 tanpa balas, tanpa budi.